Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat sebanyak 146 titik telah terpasang alat ukur produksi minyak bumi (flow meter) dan tersambung secara daring (online). Capaian ini masih lebih kurang 70% berasal dari target, yakni 209 titik.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabowo Taher menyebutkan dengan telah tersambung secara daring, sejak 31 Agustus 2017 knowledge produksi minyak mampu diakses sementara itu terhitung (real time). “Angka capaian telah 70%, telah terpasang dan online di 146 titik berasal dari konsep 209,”.
Alat itu tidak hanya terpasang di sumur minyak tapi terhitung di Jetty. Beberapa contohnya adalah Jetty di Proyek Tangguh yang dikelola BP. Kemudian Wilayah Kerja JOB Tomori yang dikelola oleh PHE Joint Operating Body Pertamina dan Medco E&P Tomori Sulawesi.
Adapun titik lainnya masih tersedia beberapa yang didalam proses pemasangan dan penyambungan secara daring. Untuk pemasangan fisik ditargetkan selesai bulan ini. Sedangkan untuk mampu terintegrasi secara daring baru mampu November.
Jika mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 39 tahun 2016, pemasangan flow mtr. mestinya telah terpasang paling lama enam bulan sejak peraturan itu berlaku. Adapun peraturan itu menjadi berlaku 29 November 2016 lalu.
Wisnu menyebutkan alat ukur tersebut tidak pas sementara karena tersedia beberapa rintangan teknis. Di antaranya adalah lokasi yang terpencil dan sukar dijangkau. Kemudian, pemasangan alat itu terhitung mesti memperhatikan faktor keamanan.
Dari 209 titik pemasangan Flow Meter lc m10 lokasinya berada di 174 blok migas produksi dan 35 terminal titik serah migas yang siap menjual (lifting). Sebanyak 32 perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terlibat didalam pemasangan alat ukur ini.