Bangun Pipa Gas, PGN Siapkan Rp 700 Miliar

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) konsisten melaksanakan penetrasi pasar gas berjaringan di area Jawa Timur. Lewat Strategic Bussines Unit II (SBU II), PGN bakal membangun jaringan infrastruktur pipa dengan menggunakan Fill Rite Flow Meter distribusi selama 150 kilometer.

General Manager SBU II, Wahyudi Agustino, menyatakan pembangunan pipa distribusi ini diawali th. 2013 hingga 2018 secara bertahap. Perseroan telah mengalokasikan pendanaan sebesar Rp 700 miliar. Hingga akhir 2012, jumlah pelanggan gas di SBU II sebanyak 12.777 pelanggan dengan keseluruhan gas yang disalurkan 160 juta metrik standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pelanggan rumah tangga masih mendominasi sebesar 12.298, disusul industri 336 dan pelanggan komersial 143 pelanggan. Pembangunan pipa distribusi ini sejalan meningkatnya jumlah pelanggan gas di SBU II. “Tahun ini, SBU II bakal tersedia tambahan 80 pelanggan industri atau tersedia tambahan volume 13 MMSCFD,” kata Wahyudi usai sarana gathering di Kota Batu, Sabtu 9 Maret 2013.

Wahyudi menjelaskan, kala ini SBU II punyai panjang pipa distribusi mencapai 540 kilometer yang termasuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan dan Probolinggo. Di luar wilayah itu, potensi volume gas kepada pelanggan industri di Jawa Timur ditaksir minimal 50 MMSCFD.

PGN melihat, seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur punyai calon pembeli potensial gas berjaringan. Lantaran keterbatasan infrastruktur, potensi pelanggan berikut tak mampu dimaksimalkan. Padahal, pasokan gas berasal dari hulu di Jawa Timur, sangat berlebih. Khusus SBU II, PGN menjual gasnya ke pelanggan sebesar US$ 6,43 per juta metrik British thermal unit (MMBTU). “Kalau infrastruktur itu mendukung, harga gas bumi mampu lebih tidak mahal lagi,” ujarnya.

Dalam peluang yang sama, juru berbicara PGN , Ridha Ababil, enggan membuka detail soal jalan pembangunan pipa distribusi ini. Ia berdalih, di Jawa Timur kompetisi usaha di sektor hilir gas sangat ketat. Hanya saja, PGN telah melaksanakan sosialisasi kepada calon pelanggannya untuk segera membangun infrastruktur yang dibutuhkan.

Ia berharap, sejalan kelarnya tahapan pembangunan pipa distribusi gas bumi, pelanggan siap menerima pasokan gasnya. Sebab, pembangunan infrastruktur gas, terutama pipa distribusi butuh kala panjang dan belajar kelayakan.

Sebagai transporter dan trader, pihaknya perlu memastikan pasokan gas berasal dari hulu dan infrastruktur yang dimiliki tiap tiap pelanggan, berlangsung seirama. “Di Jawa Timur ini minimal tersedia 40 trader gas yang terhitung pesaing PGN. Pastinya, pembangunan pipa distribusi agak sukar daripada pipa transportasi,” ujar Ridha.

Dengan suasana keuangan yang memadai sehat, perseroan bakal manfaatkan kas internal manfaat membantu rancangan usaha SBU II tersebut. Selain keterbatasan infrastruktur, Ridha mengakui mahalnya harga gas disebabkan menjamurnya trader-trader gas tanpa punyai fasilitas.

Ke depan, ia meminta pelaksanaan tender-tender gas mampu diakses secara umum. Peserta tender, kata Ridha, sebaiknya perlu mempunyai pengalaman pendistribusian dan pengangkutan gas bumi di wilayah kerja yang sama.